Petapahan, Suarapergerakan.com – Tim PPK ORMAWA HIMABIO 2024 telah menggelar kegiatan Pelatihan Budidaya Lebah Tanpa Sengat (Kelulut) dan Teknik Pengomposan Sampah Daun dan Ranting Kering PPK ORMAWA di Hutan Larangan Adat Imbo Putui Desa Petapahan (Minggu, 25/08/2024). Kegiatan pelatihan ini dihadiri oleh Dosen Pembimbing Ibu Novia Gesriantuti M.Si, Kaur Pemerintahan Desa Petapahan Bapak Said Muhammad Faisal S.H, Para perwakilan LPHA, RT/RW, Pemuda Pemudi, Masyarakat Desa Petapahan dan juga beberapa siswa-siswi SMK 1 Tapung. (Jum’at, 30/08/2024).
Dalam upaya mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan, mahasiswa Himabio 2024 kembali menunjukkan kepeduliannya. Kali ini, melalui Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa, mereka sukses menggelar Pelatihan Kompos dan Budidaya Lebah Kelulut di Desa Imbo Putui.
Kegiatan yang berlangsung selama 1 hari ini diikuti oleh 50 dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, masyarakat umum, hingga kelompok tani. Para peserta antusias mengikuti setiap sesi pelatihan yang dipandu oleh para ahli di bidang kompos dan lebah kelulut.
Pelatihan kelulut dengan narasumber yaitu Bapak Nuskan Syarif, seorang peternak lebah kelulut yang berpengalaman, memaparkan potensi ekonomi dari budidaya lebah kelulut. Madu kelulut memiliki nilai jual yang sangat tinggi karena memiliki khasiat yang baik untuk kesehatan. Selain madu, produk lain yang dihasilkan oleh lebah kelulut seperti propolis yang juga memiliki nilai ekonomis.
Pemaparan setiap materi kelulut oleh Bapak Nuskan Syarif membuat peserta pelatihan sangat antusias untuk mendengarkannya. Narasumber juga memperlihatkan kepada peserta pelatihan bagaimana bentuk dan isi dari stup kelulut yang ada di Hutan Larangan Adat Imbo Putui serta memberikan waktu kepada peserta pelatihan untuk bertanya. Pemaparan materi kelulut oleh narasumber di tutup dengan sesi foto serta pemberian sertifikat dari panitia pelatihan.
Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan secara detail mengenai teknik pembuatan kompos dari berbagai jenis sampah organik, seperti sisa makanan, daun-daun kering, dan limbah pertanian. Selain itu, mereka juga diberikan pengetahuan tentang biologi lebah kelulut, cara membuat sarang buatan, serta teknik panen madu.
Nailiza Zahra, penanggung jawab kompos dari anggota PPK ORMAWA HIMABIO 2024 Univeristas Muhammadiyah Riau, menjelaskan bahwa pembuatan kompos memiliki banyak manfaat, antara lain:
* Meningkatkan kualitas tanah: Kompos dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan unsur hara, dan membuat tanah menjadi lebih subur.
* Mengurangi volume sampah: Dengan membuat kompos, kita dapat mengurangi jumlah sampah organik yang dibuang ke tempat pembuangan akhir.
* Menghasilkan pupuk organik: Kompos yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman, sehingga mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
Fauziah Andriana, Ketua Pelaksana PPK Ormawa Himabio 2024, mengungkapkan harapannya agar pelatihan ini dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada. “Kami berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal untuk mewujudkan desa Imbo Putui yang lebih hijau dan mandiri,” ujarnya. (***)