Pangean (Kuantan Singingi), Suarapergerakan.com – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Abdurrab Pekanbaru yang bertugas di Desa Pulau Tengah, Kecamatan Pangean, Kabupaten Kuantan Singingi, melakukan penelusuran sejarah ke salah satu situs bersejarah tertua di daerah tersebut, yakni Masjid Jami’ Koto Tinggi Pangean, (Selasa, 26/08/2025).
Masjid ini dikenal sebagai masjid tertua di Kuantan Singingi dan diyakini telah berdiri sejak abad ke-17, dengan catatan awal pembangunan sekitar tahun 1713 Masehi. Dengan gaya arsitektur tradisional Melayu, bangunan masjid berukuran 13,5 x 16 meter dengan luas 216 meter persegi ini menggunakan kayu sebagai bahan utama dan atap berlapis ijuk. Di sekeliling masjid juga terdapat Balai Adat dan Rumah Suku Adat Pangean yang menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat setempat.
Sepanjang perjalanannya, Masjid Jami’ telah mengalami empat kali renovasi. Setelah bangunan pertama hancur akibat kebakaran pada 1888, masjid kedua kembali didirikan dengan semangat gotong royong masyarakat. Renovasi berikutnya dilakukan pada 1932, yang kemudian dianggap sebagai tahun resmi berdirinya masjid. Renovasi terakhir pada 1998 membuat bangunan masjid semakin kokoh dengan dinding bata, namun tetap mempertahankan nilai arsitektur tradisional.
Keunikan masjid ini terletak pada filosofi bangunannya. Atap berbentuk limas tumpang tiga dengan lima jenjang melambangkan lima rukun Islam, sedangkan 33 pintu menggambarkan jumlah bacaan tasbih, tahmid, dan takbir dalam zikir. Di dalam masjid terdapat lima tiang utama, dengan Tiang Mocu sebagai tiang terbesar di tengah yang mencerminkan “Datuak Tongah” atau talago adat. Empat tiang lainnya melambangkan empat suku besar di Pangean: Mandailing, Melayu, Camin, dan Piliang.
Masjid ini juga memiliki mimbar kayu berusia ratusan tahun yang diperkirakan berasal dari abad ke-17. Mimbar tersebut dibuat dengan teknik pasak tanpa paku, dan hingga kini masih digunakan dalam khutbah Jumat serta perayaan hari besar Islam.
Camat Pangean, Aswandi, S.Pd., M.M, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan mahasiswa Abdurrab tersebut. “Masjid Jami’ Koto Tinggi Pangean adalah bukti nyata bagaimana Islam hadir dan berkembang di wilayah Pangean sejak berabad-abad lalu. Nilai adat dan agama berpadu dalam satu warisan sejarah ini. Karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikannya,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN Universitas Abdurrab tidak hanya belajar langsung tentang sejarah dan budaya masyarakat Pangean, tetapi juga berkontribusi dalam mendokumentasikan warisan Islam di Kuantan Singingi.
Tulisan ini merupakan karya bersama dari 10 orang mahasiswa KKN Universitas Abdurrab yang tergabung dalam tim Desa Pulau Tengah, yaitu:
- Zuya Leo Nanda
- Syafira Noviana
- Ananda Zikra Angraini
- Widia Sundari
- Wilya Islami
- Dian Lestari
- Nurul Israwati
- Della Zul Fitri
- Bagus Ryan Aditya P.
- Desi Warsita