Bangkinang, Suarapergerakan.com – Berbagai cara kreatif dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kabupaten Kampar, dalam merangsang minat baca masyarakat di lingkungannya. Salah satunya dengan melakukan kegiatan bedah buku, yang kali ini mengambil dua judul buku yakni Eduventurer Praktik Baik di Sekolah dan Cara Seru Belajar Bahasa Jepang dengan HP yang merupakan hasil kolaborasi Dispersip Kampar dengan Komunitas Literasi Mo Manuli, adapun pembicaranya Siti Salmah dari penerbit Salmah Publishing dan perwakilan dari Komunitas Mo Manuli Nenny Litania, Rabu (27/12/2024), di Aula Dispersip Kampar
Kadispersip Kampar DR.Yuli Usman, M.Ag yang diwakili oleh Kabid Pengembangan dan Pembina Perpustakaan Dispersip Kampar Bambang, S.Ip, M.Si menuturkan, bedah buku kali ini ingin mengangkat dan memperkenalkan buku hasil karya dari Penulis Kampar dan juga menunjukkan bahwa kampar juga memiliki penulis- penulis yang memiliki potensi luarbiasa yang bisa dilihat dari karyanya.
“Selain menumbuhkan minat baca khususnya kepada mahasiswa, bedah buku juga sekaligus sebagai wadah menginspirasi masyarakat dalam menulis,” ungkap Bambang.
Bambang yang juga merupakan ketua pelaksana kegiatan ini juga menyampaikan komitmen Dispersip Kampar yang ingin menciptakan 1000 penulis di kampar dan menyatakan Dispersip Kampar siap menjadi wadah dalam mewujudkannya.
Lebih lanjut Bambang juga mengajak masyarakat untuk menulis tentang kampar, dengan adanya buku yang menceritakan kampar, kita bisa mengenalkan Kampar ke ranah Nasional dan Mancanegara bahwa Kampar itu surga tersembunyi.
Senada dengan hal disampaikan Bambang, Siti Salmah yang menjabat sebagai ketua komite sastra dewan kesenian Riau ini juga memotivasi audiens yang hadir untuk menulis tentang Kampar, Menurutnya kampar tidak akan pernah habis untuk diceritakan dalam goresan tinta, mulai dari alam nya hingga sejarah yang pernah terjadi. Siti Salmah Juga mencontohkan bahwa Kampar Juga pernah menjadi pusat awal peradaban di sumatera dan mungkin saja indonesia dengan berdiri kokohnya candi Muara Takus sebagai saksi bisu sejarah.
Nenny Litania yang menjadi pembicara sekaligus perwakilan Komunitas Literasi Mo Manuli yang berkolaborasi dengan Dispersip Kampar hingga melahirkan buku yang dibedah hari ini mengucapkan terima kasih terhadap Dispersip Kampar yang sudah memberikan dukungan penuh mulai dari awal hingga buku ini terbit, menurutnya dengan adanya kolaborasi ini Nenny mengharapkan kedepannya lebih banyak penulis kampar melahirkan karyanya sehingga memperbanyak bahan bacaan untuk genrasi kampar yang lebih baik.
Dalam bedah buku ini juga dilaksanakan coaching clinic untuk peserta bagaimana penulisan dan tata cara penerbitan hingga suatu buku mendapat nomor ISBN.